Sabtu, 25 Oktober 2008

BACAAN SINGKAT MANASIK HAJI

BACAAN SINGKAT MANASIK HAJI

By Udin does

1. LAFADZ NIAT UNTUK HAJI DAN UMRAH

  1. لبيك اللهم حجا

LABBAIKA ALLOHUMMA HAJJAN

“telah aku penuhi seruanMu, wahai Tuhanku hajji”

B   لبيك اللهم عمرة

LABAAIKA ALLOHUMMA ‘UMROTA

“telah aku penuhi seruan-Mu wahai Tuhanku ‘umrah

2. BACAAN TALBIYAH

لبيك اللهم لبيك .لبيك لاشريك لك لبيك ان الحمد والنعمة لك

والملك لاشر يك لك

LABBAIKA ALLOHUMMA LABAIKA, LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIKA, INNAL HAMDA WA NI’MATA LAKA WAL MULKA LAA SYARIIKA LAKA (HR. Buhori Muslim).

“ Telah aku penuhi seruan-Mu wahai Tuhanku, telah aku penuhi seruan-Mu,telah aku penuhi seruan-Mu wahai Tuhanku,tak ada sekutu bagiMu.Telah aku penuhi seruan-Mu,bahwasanya segala puji segala nikmat dan segala kekuasaan kepunyaanMu tak ada sekutu bagiMu”

3. DO’A KETIKA SAMPAI KE HARAM MEKKAH

الهم هذاحرمك واما نك فحرمنى على النار.وامتنى من عذا بك يوم تبعث عبادك.واجعلنى من اولياءك كواهل طاعتك

ALLOHUMMA HAA DZA HAROMUKA WA AMAANUKA FAHARIMNII ‘ALANNAR. WA AMMINNII MIN ‘ADZA BIKA YAUMA TAB’ATSU ‘IBADAKA. WAJ’ALNII MIN AULIYAA-IKA WA AHLI THO’ATIKA.

“Wahai Tuhanku, ini haramMu (tempat yang Engkau lindungi) dan tampat yang Engkau peliharakan. Haramkanlah akandaku terhadap Nraka. Dan peliharalah akandaku dari adzabMu dihari Engkau bangkitkan segala hamba-hamba-Mu. Dan jadikanlah akandaku dari golonganMu dan dari golongan orang-orang yang mentaatiMu”( Imam Ghozali).

4. DOA KETIKA MASUK MASJIDIL HARAM (MELIHAT KABAH)

اللهم انت السلام ومنك السلام فحينا ربنا بالسلام

ALLOHUMMA ANTASSALAAM, WA MINKASSALAAM, WA HAYYINAA ROBBANAA BISSALAAM. (HR. Thobroni)

“Wahai Tuhanku Engkau yang mempunyai kesejahteraan dan dari Engkaulah segala kesejahteraan dan hidupkanlah kami wahai Tuhan kami dengan sejahtera”

5. BACAAN START THOWAF DARI RUKUN HAJAR ASWAD DAN MENCIUM HAJAR ASWAD

 بسم الله والله اكبر.اللهم ايمانا بك وتصديقا بكتا بك ووفاء بعهدك واتباعالسنة نبيك

BISMILLAHI WALLOHU AKBAR. ALLOHUMMA IIMAA NAN BIKA, WA TASHDIIQOON BIKITAABIKA, WA WAFAA-AN BI’AHDIKA, WATTIBAA ‘AAN LISUNNATI NABIYYIKA (HR. ABU DZAR AL-HARAWY)

“Dengan nama Allah dan Allah itu paling besar. Wahai Tuhjanku karena beriman kepadaMu, karena percaya kpada kitabMu,karena memenuhi perintahMu dan karma mengikuti sunah NabiMu.” Wahai Tuhanku, bahwasanya akau berlindung dengan Engkau dari kekafiran,kepapaan dan tempat-tmpat kehinaan. Wahai Tuhan kami berilah untuk kami kbajikan didunia dan kebajikan diakhirat dan peliharalah kami dari adzab Neraka”.

6. BACAAN THOWAF DARI RUKN HAJAR ASWAD KE RUKUN YAMANI

  1. BACAAN

سبحان الله والحمد لله ولآاله الاالله والله اكبرولاحول ولاقوة الابالله

SUBHAANALLOH WALHAMDULILLAH WA LAA-ILAA-HA ILLALLOH WALLOHU AKBAR WA LAA HAULAA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH

“Maha suci Allah dan dengan memujinya ,tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Dan tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah”

  1. . DOA DALAM THOWAF PERTAMA,KEDUA DAN KETIGA

اللهم اجعله حجامبرورا.وذنبا مغفوراوسعيا مشكورا

ALLOHUMMAJ’AL HAJJAN MABARUURON, WA DZAMBAN MAGHFUUROON, WA SA’YAAN MASYKUURON (Hr. Baihaqi)

“ Wahai Tuhanku, jadikanlah dia hajji yang mabrur, dan dosa yang diampuni,dan usaha yang disyukuri”

  1. DOA DALAM THOWAF KEEMPAT,KELIMA KEENAM DAN KETUJUH

اللهم اغفروارحم واعف عماتعلم وانت الاعزالاكرم اللهم ربناآتنا فى الدنيا حسنةوفى الآخرة حسنةوقناعذاب النار

ALLOHUMMAGHFIR, WARHAMN, WA’FU ‘AMMAA TA’LAM, WA ANTAL A’AZZUL AKROM . ROBBANA AA-TINAA FIDDUNYAA HASANAH WA FIL AA-HIROTI HASANAH WA QINAA ‘ADZAA BANNAAR (HR. Baihaqi)

“Wahai Tuhanku,ampunilah dan rahmatillah dan maafkanlah segala dosa yang Engkau mengetahui. Engkaulah Tuhan yang paling besar dan paling mulia”.

7. DOA YANG DIBACA DIRUKUN YAMANI

  1. اللهم اغفرلى ذنوبى وخطئ وعمدى واسرافى امرى انك ان لم تغفرنى تهلكنى

ALLOHUMMAGHFIRLII DZUNUUBII, WA KHOTHO-II, WAAMDII,WA ISROOFII FII AMRII, INNAKA INLAM TAGHFIRLII TUHLIKUNII

“Wahai Tuhanku,ampunillah segala dosaku, segala kekhilafanku, dan kesengajaanku,serta keborosanku dalam stiap urusanku, bahwasanya jika Engkau tidak mngampuni aku, niscaya Engkau menghinakanku”

  1. بسم الله والله اكبر

BISMILLAHI WALLOHU AKBAR

“Dengan nama Allah dan .Alloh Maha Besar” (HR. Abu Dzar)

8. DO’A DIANTARA RUKUN YAMANI KE RUKUN HAJAR ASWAD

ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنةوقنا عذا ب النار

ROBANAA AATINAA FIDUNYAA KHASANAH WA FIL AAKHIROOTI KHASANAAH WA QINAA ADZAABANNAR

“Wahai Tuhan kami berilah kabi kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari adzab neraka”

9.

ان ا لصفا والمروة من شعاءرالله ابدأ بما بدأالله به

INNASHOSHOFAA WAL MARMATA MIN SYAA IRILLAHI ABDA-U BIMAA BADA-ALLOHU BI-HI

10. DOA PULANG BALIK ANTARA SHOFA DAN MARWAH

 رب اغفر وارحم وتجا وزعما تعلم انك انت الاعز الاكرم

ربنا آتنا فى الدنيا حسنة  وفى الآخرة حسنة وقنا عذا ب النار

ROBBIGH FIRLII WAR HAM WA TAJAA WAZ ‘AMMA TA’LAMU INNAKA ANTAL A’AZZUL AKROM. ROBBANA AA-TINAA FIDDUNYAA HASANAH WA FIL AA-KHIROTI HASANAH WA QINAA ‘ADZA BANNAAR

“Wahai, Tuhanku, ampunilah olehMu dan rahmatilah olehMu dan ampunilah segala kesalahanku yang Engkau khendaki. Bahwasanya Engkaulah Tuhan yang paling Besar dan paling Mulya. Wahai Tuhan kami , brikanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan pliharalah akan kami dari api neraka”( Al-Fairuzabady)

11. DOA KETIKA SA”YU (DI ATAS BUKIT SHOFA DENGAN MENGHADAP KABAH)

الله ابر 3x  ولله الحمد.الله اكبر على ما هدانا والحمد لله على مااولانا

لآاله الاالله وحده لاشريك له,له الملك وله الحمد.يحيى ويميت بيده الخير

وهو على كل شئ قدير.لااله الا الله انجز وعده ونصرعبده وهزم الاحزاب وحده

لآاله الاالله ولانعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون

ALLOHU AKBAR X3 WALILLAHIL HAMDU. ALLOHU AKBAR ‘ALAA MAA HADAANAA WAL HAMDU LILLAHI ‘ALAA MAA AULAA NAA. LAA ILAA-HA ILLALLOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA LA-HU, LA-HUL MULKU WA LA-HUL HAMDU. YUHYII WA YUMII-TU BI-YADIHIL KHOIRU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR. LAA ILAA-HA ILLALLOHU AN-JAZA WA’DA-HU WA NASHORO ‘ABDA-HU WA HAJAMAL AHZA-BA WAH DA-HU. LAA ILA-HA ILLALLOHU WA LAA NA’ BU DU ILLAA IYYAA-HU MUKHLISHIINA LA-HUDDIINA WA LAU KARIHAL KAA FI RUUN.

“Allahu Maha Besar X3, bagi Allah segala puji. Allah Maha Besar terhadap petunjuk yang Dia berikan kepada kami dan segala puji kepunyaan Allah terhadap anugerah yang Dia berikan kepada kami.Tidak ada Tuhan mlainkan Allah sendiriNya. Tak ada skutu bagiNYa. BagiNyalah segala kekeuasaan dan bagiNya segala puji. Dia menghidupakn dan Dia mematikan. DikekuasaanNyalah segala kebajikan dan Allah Maha berkuasa atas segala sesuatu. Tak Tuhan melainkan Allah, Dia menuanaikan segala janjinya dan menolong hambaNya dan menghancurkan segala yang bersekutu dengan sendiri-Nya. Tak ada Tuhan melainkan Allah, Tiada kami seembah melainkan Dia. Kami mengikhlaskan taat kepada Allah walaupun tidak disukai oleh orang-orang kafir.”(An-Nawawi)

KATA NASEHAT

M = MUNAJATNYA LANGGENG (ISTIQOMAH)

A = AMALIAHNYA MENINGKAT

B = (BIIR) BERBUAT BAIKNYA BERKESINAMBUNGAN

R = RENDAH HATI

U = ULUK SALAM

R = RIDHO ATAS SEGALA NIKMAT

Rabu, 22 Oktober 2008

KUMPULAN BULETIN ISLAM

A. SUNATULLAH DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
(Yaitu)orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka dikatakan ada orang-orang yang mengatakan:”Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada kepada ,” maka perkatakan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:”Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”(QS. Ali Imran: 173).


Dalam firman-Nya, Allah SWT terdapat dua macam kalam Illahi , yaitu berupa Qauliyah (firman-firman yang dapat kita perhatikan kewujudanya yaitu berupa mushaf al-Qur’an yang mulia),dan Kauniyah (firman-firman Allah yang berwujud yaitu alam semesta). Kedua firman ini dapat kita perhatikan, pelajari dan kita amalkan dalam kehi-dupan sehari-hari. Dalam setiap firman-Nya mengandung pelajaran (mau’idzah) bagi setiap makhluk Allah yang mau merenunginya kendati demikian masih banyak orang yang enggan untuk merenungi dan memikirkan akan kejadian-kejadian alam disekitar kita. Semua yang diciptakan Allah SWT tidak ada yang sia-sia, bagi yang mau memikirkan tentangnya.
Allah SWT berfirman:
(yaitu) orang-orang yang meng-ingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan ber-baring dan mereka memikir-kan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata);”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau mencip-takan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka” (QS. Ali-‘Imran: 191).
Dalam firman- firman Qauliah-Nya kalau kita perhatikan, maka disana kita akan mengetahui bahwa firman Allah memang benar-benar luar bia-sa, baik dari segi gaya bahasa-nya, nilai isi kandungan-nya, sistimatika penyusunanya tak ada satupun makhluk yang dapat menandinginya.
Maka benarlah Allah SWT dengan firman-firman-Nya.
“Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (al_Qur’an itu) membenar-kan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hokum-hukum yang telah ditetapkanya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan)dari tuhan semesta alam”
“Atau (patutkah) mereka mengatakan:”Muhamad mem-buat buatnya”, Katakanlah: “kalau benar yang kau katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siap-siapa yang dapat kamu panggil.(untuk membuat-nya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”(QS. Yunus: 37-38)
Setiap orang yang benar-benar ingin mengetahui isi al-Qur’an dan ia mau mempelajarinya, niscaya ia akan memperoleh sedikit demi sedikit pemahaman tentang firman-firman tersebut. Dan dengan kata lain Allah SWT telah membuka hatinya dengan hidayah-Nya.
Dan kalau kita perhati-kan firman Allah yang berupa Kauniyah, maka kita akan mendapatkan banyak hikmah yang terdapat padanya.
Kauniyah adalah firman-firman Allah SWT yang berupa hukum alam (sunatullah). Pada setiap sunatullah terdapat hukum CAUSAL (sebab akibat),hal ini mengandung hikmah agar akal kita mau merenungi akan setiap penciptaan-Nya. Bahwa setiap kejadian itu ada sebab musa-babnya yang harus kita renungi dan kita sadari. Dan hokum Causal tersebut akan kembali kepada penyebabnya itu sendiri. Dengan demikian setiap terjadi “sebab sesuatu “akan timbul akibat sesuatu itu sendiri”.
Salah satu hikmah yang kita ambil dari hukum tersebut adalah apapun yang kita perbuat akan menimbulkan akibat dari perbuatan yang kita buat itu sendiri.
Hukum alam senantiasa berlaku pada ketentuan Kau-niahNya Allah SWT selamanya sesuai kehendakNya.
Manusia adalah bagian dari alam itu sendiri, maka tatkala manusia merusak sebagian alam, ia akan men-dapat akibat dari perbuatan itu sendiri dan ia pun digolongkan orang-orang yang dzolim dalam pandangan Allah SWT .
“Dan bila dikatan kepada me-reka:”Janganlah kamu mem-buat kerusakan di muka bumi mereka menjawab: “Sesung-guhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”(QS. Al-Baqoroh:11)
Siapapun yang merusak alam , maka ia akan mendapat adzab dari Allah atas per-buatanya itu:
Allah SWT berfirman:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manu-sia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”(QS. Ar-Rum: 41).
Tentunya kita masih ingat, bahwa akibat dari ulah tangan manusia, lumpur panas Porong Sidoarja sudah banyak mema-kan korban yang tidak sedikit jumlahnya dan sampai saat ini belum teratasi. Inilah contoh akibat dari tangan-tangan ma-nusia.
Pada setiap sunatulah terdapat makna dan hikmah yang berbeda-beda. Hal ini un-tuk menantang kepada setiap makhluknya terutama manusia agar mau menggali kandungan yang ada didalamnya
Allah SWT berfirman:
“Hai jamaah Jin dan Manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,maka lintasilah, kamu ti-dak dapat menembusnya me-lainkan dengan kekuatan”(QS. Ar-Rahman: 33),
Hukum alam menurut Drs. KH. Imam Mudaris yang berjalan sesuai kodratnya Allah SWT, dapat tidak berlaku bagi Allah, apabila Allah menghen-daki ,beliau mengambil contoh:
Api , mempunyai sifat panas.
Maka kalau tidak kepingin diri kita terbakar, janganlah dekat-dekat atau bermain api.
Nabi Ibrahim AS pernah dibakar oleh raja Namrud yang kejam, ternyata api tersebut yang secara sunatullah dapat membakar dan menghanguskan setiap manusia dan seluruh makhluk Allah SWT, pada Nabi Ibrahim tidak berlaku. Hal ini karena Allah memerintahkan kepada api:
“Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamtanlah bagi Ibrahim”(QS. Al-Anbiya: 69).
Air,setiap benda yang beratnya melebihi dari tekanan air, maka akan tenggelam
Nabi Musa tatkala dikejar Fir’aun dan bala tentaranya menyebrangi laut merah tidak tenggelam. Hal ini karena Allah SWT menyelamatkan mereka.
“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami telenggelamkan (Fi’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”-(QS. Al-Baqoroh: 50)
Demikian juga ketika Nabi Musa melawawan Fir’an dan tukang-tukang sihirnya ketika melempar tali-tali yang menjadi seekor ular-ular besar, dengan firman-Nya:
“Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu,niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang (QS. Thoha: 69).
Tanah liat, secara sunatulah tanah liat dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya membuat keramik, Allah SWT memrintahkan kepada nabi ‘Isa dengan tanah liat dapat menjadi seekor burung yang bias terbang.

“….dan (ingatlah pula)diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemu-ian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung itu menjadi burung(yang sebenar-ya) dengan seizin-Ku Dan (ingat-ah), waktu kamu menyembuhkan orang yang but sejak dalam kan-ungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan(ingatlah) diwaktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizing-Ku ..(QS. Al-Maidah: 110).

Pedang tajam, secara sunatulah dapat digunakanm untuk memotong sesuatu de-ngan mudahnya.
Nabi Muhammad SAW terselamatkan oleh Allah dari Bani Tsa’labah dan Bani Muharib pada Ghazwah (pepe-rnganyang dipimpin Rasulullah SAW) yang ketujuh, ketika sedang tidur di kebun kurma dan salah seorang dari kaum tersebut mengambil pedang Nabi SAW dengan meng-hunusnya dan menghardiknya sambil berkata:”Siapa yang menghalangi engkau dari pedang ini,Nabi bersabda: “Allah”. Maka jatuhlah pedang itu dari tanganya, tapi Rasulullah SAW tidak mem-balasnya Dari peristiwa ini, maka turunlah surat al-Maidah :11 sebagai perintah untuk selalu bertawakal (diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yag bersumber dari Qotadah)

Dari peristiwa dan contoh ayat –ayat Kauniyah yang tidak selamanya berlaku bagi Allah, KH. Imam Mudaris menamakan dengan istilah INAYATULLAH .
(pertolongan Allah). Dan pertolongan Allah tersebut diturunkan kepada hamba-hamba Allah yang senantiasa tawakal kepadaNya.

B.POLYGAMI DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawiniilah wanita-wanita(lain) yang kamu senangi;dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil maka ( kawinilah)seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”(QS. An-Nisa: 3).


Al-Qur’an adalah ka-lam Allah SWT yang diturun-kan kepada nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi SAW melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepa-da umatnya dengan bahasa Arab, dan untuk dijadikan pedoman hidup di Dunia dan Akhirat.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami me- nurunkanya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.(QS.Al-Hijr: 9).
Pada ayat lain Allah SWT berfirman:
“Demikian Kami wahyukan kepadamu al-Qur’an dalam bahasa arab supaya kamu memberi peringatan kepada um-mul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (qiamat) yang tiada keraguan padanya. Segolongan masuk Syurga dan segolongan masuk Neraka”(QS As-Syura:7)
Salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah apabila dipela-jari oleh orang yang ber-ilmu,maka makananya akan ber-bobot, tetapi apabila dipelajari oleh orang yang biasa-biasa saja, maka maknanya pun akan biasa-biasa saja.
Ust. Hamid Anshori, SH
Mengatakan orang yang mem-pelajari dan mengajarkan al-Qur’an sama-sama akan men-dapat derajat yang mulia dan pahala dari Allah SWT.Hal ini sesuai dengan hadits nabi SAW :
“Bahwasanya seutama-utama kamu, adalah orang yang me-mpelajari al-Qur’an dan me-ngajarkanya. Keutamaan al-Qur’an atas segala penuturan (kalam) yang lain, adalah tamtsil keutamaan Allah atas segala makhluknya”. (HR. Turmudzi).
Lebih lanjut Hamid Anshori,S.H, mengatakan masih banyak orang yang memahami al-Qur’an setengah-tengah sehingga maknanya tidak sempurna. Ke-mudian beliau memberi contoh dalam memahami dan menafsiri ayat 3 surat an-Nisa. Dalam penafsiran ini seharusnya tidak sepotong-potong, sehingga me-nimbulkan kerancuan makna. Banyak orang yang mengartian dari kata-kata “MAKA KAWINI-LAH WANITA-WANITA (LA-IN) YANG KAMU SENA-NGI……” padahal sebelum kata “MAKA….” Ada pendahuluan permasalahan yang berkaitan de-ngan hak-hak yang harus di-penuhi terhadap anak-anak yatim. Tidak langsung memaknai/-menafsiri terhadap kebolehan mengawini wanita-wanita, dua, tiga, atau empat…. Dari cara penafsiran inilah seolah-olah ayat 3 QS. An-Nisa tersebut hanya memfokuskan kebolehan me-ngawini wanita lebih dari satu, sementara makna yang berkaitan dengan hak-hak anak yatim diabaikan.
Salah satu motif Nabi SAW mengawini wanita-wnita lebih dari satu, adalah banyaknya anak-anak yatim yang terlantar ditinggal ayahnya yang gugur dalam membela agama Allah, maka Nabi mempunyai kewaji-ban untuk mengasuhnya dengan mengawini ibunya, demikian me-nurut Ust. H. Hamid Anshori, menambahkan dalam ceramah-nya.
Al-Qur’an membolehkan laki-laki mengawini wanita-wanita lebih dari satu dengan persyaratan-persyaratan yang te-lah diatur oleh syariat Islam, maka tatkala seseorang menikahi wanita-wanita lebih dari satu tidak berlandaskan hukum yang digariskan syariat Islam bukan akan mendapat keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah akan tetapi sebaliknya ia akan mendapatkan murka Allah SWT.
Kalau kita perhatiakan ayat 3 QS An-Nisa, maka kita akan mendapatkan makna yang menjelaskan bahwa ayat tersebut adalah rangkaian ayat sebelum dan sesudahnya (1 s/d 6 ) yang saling berhubungan (ta’aridul adhilla) mengenai “hukum ke-luarga” tentang kewajiban para washi terhadap asuhanya dan kewajiban para wali terhadap orang yang di bawah perwalian-nya.
Konteks ayat 3, men-jelaskan bahwa sebelum kita memutuskan untuk mengawini wanita-wanita lebih dari satu, diperintahkan terlebih dahulu untuk bisa berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bila-mana kamu mengawininya), barulah Allah memerintahkan mengawini perempuan lain de-ngan syarat bisa adil.
Keadilan inipun hanya bisa dilihat dari kaca mata manusia, karena menurut pan-dangan Allah SWT, manusia tidak akan mungkin bisa berlaku adil terhadap hak-hak istrinya.
Allah SWT berfirman pada ayat 129 sebagai penegas ayat 3 QS an-Nisa.
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri(mu), walupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena iyu janganlah kamu terlalu cen-derung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lainterkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari ke-curangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dalam makna kebolehan mengawini wanita-wanita pada ayat 3 itupun beberapa penaf-siran:
Pertama seorang laki-laki diper-bolehkan menikahi wanita lang-sung dua,tiga atau empat dan jika tidak bias berlaku adil, maka nikahilah satu saja atau budak yang kau miliki.
Kedua seorang laki-laki diboleh-kan menikahi wanita sampai sembilan orang dengan penaf-siran, bahwa ayat tersebut menggunakan huruf penghubung (ﻮ) yang artinya “dan”sehingga mengandung makna menjumlah bilangan (2+3+4).
Secara hukum Islam me-nikahi wanita-wanita lebih dari satu pada hakekatnya diper-bolehkan kepada siapa saja yang mampu, mengapa di Indonesia sepertinya masih dipandang tabu?,tidak lazimkah…
Ataukah umat Islam Indonesia yang kurang memahami hukum-hukum Islam ?,bukankah hal ini lebih baik dari pada “KUMPUL KEBO” dan mengapa ketika seseorang menyatakan dirinya kumpul kebo dan benar-benar sampai mempunyai anak dari hubunganya tidak mendapat respon yang berarti? seolah-olah menutup telinga?. Tentunya kita masih ingat dan terngiang di telinga kita tayangan seorang selebritis di media yang heboh akan kumpul kebonya, seolah dengan santainya tak tersentuh hukum. Dimanakah respon orang-orang yang selama ini ahli hukum. Sudah tertutupkah karena KUHP (karena uang habis perkara)
Allah SWT memboleh-kan dengan harta yang kita miliki untuk menikahi wanita-wanita bukan untuk berzina dalam firman-Nya QS. An-Nisa ayat 24:
“….Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian(menikahi wanita-wanita yang dilaran(baca ayat 22-24) (yaitu) mencari istri-istri dengan harta-mu untuk dikawini bukan untuk berzina… (QS. An-Nisa: 24).
Allah SWT memberikan isyarat kepada orang yang mem-punyai harta menikahi wanita-wanita lain untuk menjaga diri dari perbuatan zina bukan untuk mengumbar nafsu karena kekaya-anya sehingga menyimpang dari tujuan utama dari pernikahan (sakinah, mawadah dan waroh-mah)
Allah SWT berfirman:
Dan Allah hendak menerima taubatmu,sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu ber-paling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).(An-Nisa: 27)
Pada prinsipnya kebaha-giaan berumah tangga bagi seorang suami manakala ia hanya mempunyai seorang istri, karena bentuk rumah tangga seperti ini adalah yang paling sempurna yang seharusnya dipelihara dan diyakini oleh setiap individu. Tetapi memang terkadang ada beberapa kondisi yang dialami seseorang yag mendorongnya untuk berpoligami, sehingga poli-gami tidak bisa dielakan lagi. Kondisi tersebut antara lain:
1. Bila seorang suami beristrikan seorang wani-ta yang mandul, sedang-kan ia mengharapkan anak. Termasuk kemas-lahatan istri dan kemas-lahatan mereka (suami istri) Hendaknya sang suami menetapkan istri pertamanya, kemudi-an mengawini wanita lain, terlebih lagi jika status sang suami sebagai orang terpandang dan memiliki kekayaan.
2. Bila istri telah tua, dan mencapai umur tidak haid lagi (yai’sah), ke-mudian sang suami ber-keinginan mempunyai anak dan ia sanggup me-mberikan nafkah ke-pada lebih dari satu istri ke-butuhan anak-anaknya dan pendidikan mereka.
3. Bila sang suami tidak cukup hanya mempunyai seorang istri, demi ter-peliharanya kehormatan diri (agar tidak berzina) karena kapabilitas sek-sualnya memang men-dorongnya untuk berpoli-gami sedang sang istri kebalikanya.
4. Bila dari hasil sensus kaum wanita lebih ban-yak dari kaum pria dalam suatu Negara, dengan per bandingan yang men-colok.(Al-Maraghi hal: 326-327)


C. MAHABAH KEPADA ALLAH SWT
‘Katakanlah :”jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”Allah Maha pengam pun lagi Maha Penyayang”(QS.Ali Imran: 31)


MAHABAH adalah sebu-ah kata yang tepat bagi se- seorang yang beriman untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mahabah adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena adanya kesem-purnaan yang dijumpai didalam-nya.sehingga hal tersebut menga-jak jiwa untuk mendekatkan diri kepadanya. Allah SWT menje-laskan bahwa jalan untuk mendapatkan kasih-Nya ialah dengan mengikuti Rosulullah SAW, melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi sega-la larangan- Nya. Dengan demikian seseorang berhak mendapatkan kasih dan ampunan atas dosa-dosanya,
Ayat ini turun berkaitan dengan adanya ungkapan suatu klaum di zaman nabi SAW yang mengatakan:”Demi Allah hai Muhammad,.sesungguhnya kami benar-benar yakin cinta kepada Rabb kami,”Maka Allah menu-runkan ayat tersebut di atas (QS Ali Imran: 31) sebagai tuntunan bagaimana seharusnya mencintai Allah (HR. Ibnu Mundzir yang bersumber dari al-Hasan).
Ketika Rosulullah menga-jak Bahr bin Umar,dan Syas bin ‘Adi (dari kaum Yahudi) agar kembali kepada Allah dan mengingatkan akan pembalasan-Nya, Mereka menjawab: “ Hai Muhammad! Tidaklah hal tersebut menakutkan kami, karena demi allah, kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”(HR. Ibnu Ishaq yang bersumber dari Ibnu Abbas).
Jalan agar seseorang dicintai Allah SWT adalah harus taat kepada Rosulullah SAW dengan cara mengerjakan apa yang diturunkan oleh-Nya melalui wahyu kepadaku. Allah pasti ridho kepada kalian,dan Allah pasti mengampuni perbuatan-perbuatan jelek dan i’tiqad-i’tiqod bathil, Allah pasti mengembalikan kamu pada pada sisi-Nya yang suci.
Dalam pengertian mengi-kuti, maka harus dilandasi I’tiqod yang benar dan amal sholeh, karena kedua hal tersebut dapat melenyapkan perbuatan-perbua-tan yang jelek dan maksiat dari dalam jiwa. Keduanya dapat pula menghapuskan gelapnya kebat-ilan dari dalam jiwa dan mengantarkan pula pada magh-firah dan ridho-Nya.
Tanda cintanya sese-orang kepada Allah adalah selalu taat dan taqqorub kepadaNya yaitu dengan cara mengikuti Nabi-Nya dan selalu menjaga ketaatanya itu.
Al-Warraq dalam syairnya mengungkapkan:
“Engkau berbuat maksiat kepada Tuhan,dan engkau menampakan cinta kepada-Nya,
Hal itu, demi umurku, adalah suatu keanehan dalam perumpamaan.
Seandainya cintamu memang benar, maka pastilah engkau mentaati-Nya.
Sesungguhnya orang yang dilanda cinta selalu mentaati pihak yang dicintainya:.

Jadikanlah diri kita orang yang senantiasa menjalankan perintahNya dan berusaha men-jauhi segala larangan-Nya. Jan-gan jadikan diri kita seperti seorang wanita yanga memintal benang setelah baik pintalanya di bongkar kembali menjadi cerai berai. Kuatkanlah pintalan kita yaitu keimanan yang pernah kita pintal selama bulan ramadhan agar menjadi taqwa.
Taqwa adalah predikat tertinggi bagi seorang muslim dan akan senantiasa mendapat-kan perlindungan Allah SWT dan cinta kasih-Nya. Kita harus sentantiasa mencintai Allah SWT karena kita sentantiasa bergan-tung kepada-Nya. Seseorang yang yang senantiasa bergantung diri kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan menjadikan setiap orang yang beriman sebagai kekasih-Nya.
Sebagai umat Islam yang mengikuti nabi terakhir, maka kitapun hidup di zaman akhir yang seharusnya lebih bertaq-qorub kepada Allah SWT dengan jalan senantiasa mengikuti Rosulullah melalui wahyu yang telah diturunkan kepadanya, dan senantiasa berusaha mengikuti qauliyah,fi’liyah,taqririyah,dan hammiyah(perkataan,perbuatan, diam dan cita-cita)nya Nabi SAW.
Dengan taat kepada Allah SWT dan taat kepada Rosulullah SAW, maka iman kita akan kuat dan kitapun akan memdapatkan predikat ketaqwaan.

KIAT-KIAT MENJAGA DAN MENGKOKOHKAN IMAN
Agar iman seseorang tetap kokoh,maka senantiasa memper-hatikan:
Pertama Mampu memahami urgensi iman itu sendiri.
Iman adalah nikmat terbesar diantara nikmat-nikmat Allah SWT lainya yang harus senan-tiasa kita pertahankan, perbaharui dan kuatkan agar tidak sampai rusak, batal dan terlepas dari keyakinan kita.
Faktor-faktor yang dapat mem-pengaruhi keimana kita, seperti umur seseorang yang terkadang mempengaruhi tingkat tinggi rendahnya seseorang dalam ber-ibadah, sehingga imanpun akan terpengaruh naik dan turunnya iman seseorang. Ilmu yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi tingkat tinggi dan rendahnya iman seseorang, harta benda pun akan senantiasa men-jadi pengaruh kwualitas tidaknya iman seseorang. Ketiga factor tersebut hendaknya senantiasa kita renungkan minimal dalam hati dan pikiran kita ada tiga pertanyaan yaitu:”DARI MA –NA SUMBERNYA, BAGAI-MANA DAN UNTUK APA DIGUNAKAN”
Kedua Senantiasa untuk beru-saha mencari ilmu.
Mencari ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim dan mus-limat. Karena tegaknya Islam dimuka bumi ini adalah dengan ilmu dan seseorang tanpa ilmu buta.

Allah SWT berfirman:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dDia, yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)” (QS Ali Imran: 18).

Nabi SAW bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu maka allah menempuhkanya jalan ke Syurga”(HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Pada hadits yang lain , nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridha kepada apa yang ia lakukan”(HR. Ahmad Ibnu Hibban dan Hakim dari Shafwan bin Assal).
“Menghadiri majlis orang ‘alim itu adalah lebih utama dari pada sholat seribu rak’at, menjenguk seribu orang sakit dan meng-hadiri seribu jenazah”. Lalu ditanyakan:” Wahai Rosulullah dan dari membaca Al-Qur’an?” lalu beliau SAW bersabda:” Apakah Al-Qur’an itu berman-faat kecuali dengan ilmu?”(HR. Ibnul Jauzi dalam Maudhu’uat dari hadits Umar).

Ketiga Mampu memahami tentang hakikat kehidupan.
Seseorang harus mampu mema-hami akan dirinya diciptakan, tugas apa yang diamanatkan, kedudukan apa yanga harus dilaksanakan dan apa tujuan kita diciptakan Allah SWT.di muka bumi ini.Dan hendaknya kita senantiasa ingat akan mati

DOA SEHABIS SHOLAT.

ALLOHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA, WA SYUKRIKA, WA KHUSNI ‘IBAADATIKA”.
(HR. Abu Daud dan Nasai)

Kunci kehidupan Manusia

Allah swt memberikan kita hidayah(petunjuk) yang sudah menjadi pondasi dasar bagi diri manusia itu sendiri, yaitu fitrah, 'aqal,dan tauhid.
Fitrah adalah kesucian Illahhi yang diberikan kepada Manusia yang sifatnya selalu tauhid, Allah memberikan 'aqal kepada manusia agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sedangkan tauhid agar hamba Allah itu dapat memiliki keyakinan yang teguh. Ketiga hidayah ini sudah ada pada manusia sejak ia diciptakan sempurna oleh Allah swt., Ketiga hidayah ini apabila kita rasakan dan yakini, maka hal itu akan memberikan petunjuk kepada kita sebenarnya hidayah itu ada, tiada, namun dibuktikan ada keberadaanya.
Dimanakah letak fitroh, 'aqal dan keyakinan? inilah yang menjadi pertanyaan bagi kita untuk menggalinya sampai kita paham dan benar-benar menyakini keberadaannya dengan penuh keyakinan melalui tahapan, yaqin, 'ainul yaqin dan haqul yaqin.
Fitroh berasal dari Robb Illahi yang tidak bisa dibohongi oleh setiap insani
terletak pada inti Qolbu setiap hamba Allah swt. Sedangkan qolbu itu sendiri adalah pergolakan antara hak dengan batil. fitroh ini kalau kita telusuri dengan sifat dzohir, maka tidak bisa ditemukan, karena hanya dapat ditelusuri dengan keyakinan dan fitroh inipun dapat dibuktikan dengan melihat perilaku manusia itu sendiri, seperti ketika manusia berbuat salah, "mencuri" umpamanya, dan ketika orang itu tertangkap, maka orang tersebut akan mengelak kemudian akan bilang tidak mencuri, namun kunci hati (fitroh) akan menolaknya ucapan tersebut karena tidak sesuai hati nurani dirinya. 'Aqal terletak pada otak setiap manusia yang kalau kita telusuri dengan keyakinan keberadaanya ada, tiada,namun ada buktinya. Kita tahu di otak kita ada tiga bagian penting, yaitu IQ, ESQ,SQ.
Ketika otak kita merespon rangsangan-rangsangan(stimulus) dari luar dirinya, maka akan terespon oleh otak yang kemudian disalurkan ke hati dikembalikan lagi ke otak melalui inti otak yaitu "God Spot" dan secara motorik akan dirasakan seluruh indera kita. Apabila rangsangan-rangsangan dari luar tersebut tidak sesuai hati nurani dan inti otak yang terkandung sifat-sifat Allah, maka otak akan mengeluarkan rangsangan yang berbeda dari pernyataan yang sebenarnya, maka inilah yang terkadang dinamakan"'aqali "('aqali orang lain). Dan inilah bukti bahwa manusia itu sebenarnya dapat membuktikan bahwa 'aqal itu ada.
Sedangkan hidayah Tauhid (keyakinan) terletak pada hati setiap insani dan apabila kita yakini maka keberadaanya ada, tiada ,tetapi dibuktikan ada.
Hati adalah kunci dari setiap perbuatan manusia, apabila hati itu baik, maka seluruh tubuh itu baik, tetapi apabila hati itu jelek, maka seluruh tubuh itu jelek, kata Nabi SAW. Ketika kata hati itu sesuai fitroh Illahi bergetar, maka akan melahirkan suara hati, dan apabila gelombang suara hati itu menuju God Spot yang ada diotak inti manusia bagian terdalam, maka akan lahir secara gerak motorik akhlaqul mahmudah/karimah pada diri seseorang, tetapi manakala gelombang suara hati itu tidak sesuai fitroh dan God Spot, maka lahirlah akhlaqul madmumah/tercela. Ketika seseorang tidak pernah menjalankan hukum Islam umpamanya. Namun ketika orang tersebut tahu fasilitas ibadah dirusak oleh orang lain, maka saya orang tersebut tidak akan menerimanya dan menghalanginya, padahal orang tersebut mungkin belum pernah ke tempat ibadah itu, namun dirinya tetap mempunyai keyakinan bahwa perusakan sarana ibadah tidak boleh dilakukan.

Selasa, 21 Oktober 2008

Rahasia Sholat

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , Beliau bersabda: Sesungguhnya setan, apabila mendengar azan untuk salat, ia berlari sambil terkentut-kentut sampai tidak mendengarnya lagi. Ketika azan telah berhenti, ia kembali menghasut. Apabila mendengar iqamat, ia pergi sampai tidak mendengarnya. Ketika iqamat telah berhenti, ia kembali menghasut lagi

Senin, 20 Oktober 2008

gambar thok




Tajwid


Huruf hijaiyah ada 28 huruf apabila ada nun mati atau tanwin menghadapi huruf tersebut, maka akan dibagi menjadi 4 hukum bacaan, yaitu idzhar,idghom,iqlab,dan ikhfa

RahasiaSholat Subuh


sholat shubuh itu disaksikan oleh dua malaikat yang bertugas malam dan siang, kenapa banyak orang yang menghidari sholat subuh tersebut, alias sering tidur sampai kesiangan? sudah taqdirkah atau sengaja mentaqdirkan diri sesoalah-olah itu menjadi petunjuk diri dari Rab Illahi?