Selasa, 02 Desember 2008

BULETIN ISLAM

FORUM KAJIAN ISLAM
KELUARGA BESAR SMAN 1 CILACAP

MANASIK HAJI SIMBOL KEHIDUPAN
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap penjuru yang jauh,”(QS. Al-Hajj: 27)


Haji dan umrah adalah perjalanan manasik yang diwa-jibkan kepada hamba Allah swt untuk memenuhi seruan-Nya demi mengharap ridho-Nya dan mendapatkan pahala yang ti-ada terhingga yaitu Syurga.
Haji secara bahasa berarti me-nyengaja, yaitu menyengaja me-menuhi panggilan Allah swt untuk beribadah di tanah ha-ram. Sedangkan umrah berarti berziarah (berkunjung) ke ta-nah suci untuk menjalankan serangkaian ibadah yang sudah ditentukan syara’. Haji merupa-kan amalan ibadah yang utama. Sebagaimana sabada Nabi saw:

“ Suatu ketika Nabi saw mendapat pertanyaan beri-kut:”Apakah amal yang per-buatan yang paling utama?” Jawab Nabi saw: “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Kemu-dian dtanyakan lagi:”Sesudah itu apa?” Nabi saw menjawab: “Berjuang(Jihad) menegakan Agama Allah.”Ditanyakan lagi, kemudian apa lagi? “ jawab Nabi saw: Haji yang mabrur”(HR. Buhori dan Muslim dari Abu Hurairah

Haji diwajibkan sekali dalam seumur hidup, dan waktu pelaksanaan haji adalah pada bulan-bulan yang dimaklumi. Sebagaimana firma Allah SWT:
(Musim ) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi( Syawal, Zulkaidah, Zulhijah). Barang si-apa yang mentapkan niatnya dalam bulan itu akan menger-jakan haji, maka tidak boleh rafats( mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik( melanggar / meru-sak hukum, dan jidal (berbantah-bantahan) di dalam masa me-ngerjakan haji. Dan apa yang kerjakan berupa kebaikan, nisca-ya Allah mengtahuinya. Berbe-kalah, dan sesunguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa( bekal yang cukup agar dapat meme-lihara diri dari perbuatan hina atau minta-minta selama dalam perjalan haji) dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang brakal” (QS. Al-Baqoroh: 197)

sebagaimana Sabda Nabi saw:
Abu Hurairah berkata:
”Rosulullah saw berpidato seba-gai berikut:” Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian melaksanakan ibadah haji, maka laksanakan itu”. Seoarang saha-bat bertanya:” Apakah haji itu dilakukan tiap-tiap tahun, ya Rasulllah?” Nabi diam tidak menjawab, dan mengulangi kata-kata tadi samapi tiga kali. Saha-bat itupun mengulangi pertanya-anya juga tiga kali. Maka kemudian Nabi berkata:
”Andaikan saya menjawab “ya”, tentu menjadi wajib(melaksana-kan haji tiap tahun). Dan jika telah menjadi wajib, kalian tidak akan dapat melaksanakanya. Biarkan apa yang sengaja saya diamkan. Sesungguhnya yang membinasakan umat-umat terda-hulu sebelum kami, karena ban-yak pertanyaan-pertanyaan (ya-ng njlimet). Karena itu apabila aku perintahkan kepada kalian mengerjakan sesuatu, maka ker-jakan sekuat tenagamu, dan apabila aku melarang kalian akan sesuatu, maka tinggalkan itu”. (HR. Muslim)

Nabi bersabda:
“Kewajiban haji satu kali, siapa saja yang mengerjakanya lebih dari satu kali, maka yang lebihnya itu adalah sunah”(HR. Ahmad)

Bagi yang mampu disunahkan mengerjakan haji berulang kali ke baitullah dengan waktu atau pada bulan-bulan yang dimak-lumi, sedang pelaksanaan um-rah dapat dilaksanakan sepan-jang tahun bagi yang mampu tentunya.
Manasik haji dapat dilakukan dengan tiga cara pelasksanaan, yaitu:
Ifrad, yaitu melaksanakan haji dahulu , kemudia baru melak-sanakan umrah.

Tamatu, yaitu melaksanakan umrah dahulu baru kemudian melaksanakan haji.

Qiran, yaitu melaksanakan haji dan umrah secara bersama-sama.

Adapun rangkaian manasik haji dapat memberikan symbol kehi-dupan bagi setiap hamba Allah, antara lain:
Pertama Niat, niat senantiasa dilakukan oleh setiap orang dengan hati nurani yang lurus dan suci, serta hanya satu tujuanlah yang diharpkan da-lam hal ini adalah Allah. Maka dalam khidupan pun manusia seharusnyalah senantiasa melu-ruskan kata hatinya dalam setiap perbuatan yang ia laku-kan. Sehingga tidak lagi menya-kiti hati orang lain apalagi ber-niat untuk menguasai orang lain secara nafsunya sendiri.
Niatnya seseorang dapat dilihat dari tiga factor:”kemantapan hati, jenis perbuatan, dan bukti dari perbuatanya”.

Kedua pekikan Allahu akbar, yaitu meng-akbarkan
(membesarkan) nama Allah dimanapun berada. Setiap lima waktu sehari semalam kita telah dipanggil dengan panggilan adzan, bahkan ketika baru lahir, kita pun sudah disunah-kan ditelinga kanan di kuman-dangkan pekik adzan. Lafadz Allohu Akbar 4X, memberikan makna tersirat pada kita senantiasa dalam kehidupan meng-Akbarkan Allah di segala penjuru tempat, yaitu empat penjuru, lafadz Syahadatain, menunjukan bahwa kita senan-tiasa bersaksi Allah lah yang wajib disembah dan di-Akbar-kan dan Muhammad saw lah sajalah yang menjadi contoh /panutan kita, bukan lainya, yang belum jelas kehidupan dunia dan akhiratnya. Dan hanya yang mengikuti nabi muhamad saw sajalah yang dapat meng-Akbarkan Allah swt
Dan bukti seseorang telah me-ngikuti nabi dalam (perkataan, perbuatan, diamnya, dan cita-citanya) adalah orang yang se-nantiasa mendirikan sholat, karena dalam SHOLAT(Sarana Hubungan Orang Langsung Atas Tuhan-Nya) terkandung makna hubungan secara verti-cal (Allah) dan horizontal (Ke-manusiaan) melalui SHILA-TURRAHIM (Sucikan Hati, Ikhlaskan Langkah Anda Tuk Ukhuwah Raih Ridho Allah Hidup Indah Menyenangkan)
Apabila kita sudah bisa menjalin secara baik hubungan vertical dan horizontal, maka kemenanganlah yang akan kita peroleh dunia maupun akhirat-nya, harta, kedudukan, jabatan, bahkan segala yang tidak disangka-sngka kita akan men-dapatkanya dalam kehidupan, tapi ingat kitapun harus tetap meng-Akbarkan kembali sete-lah dapat kesenangan hidup, bukan berbalik membesar -besarkan kedudukan jabatan, harta dan semua kebanggaan diri, dengan melupakan Rabb Illahi yang telah melimpah nikmat sejati , maka cukuplah Allah mengingatkan Allahu Akbar 2 X, karena ketiga kalinya adzablah yang akan diterima karena lupa diri.
Siapakah yang harus senantiasa di Akbarkan?, yaitu tidak lain “LAA ILA HA ILLALLAH” tiada Tuhan selain Allah.

Ketiga kalimat Talbiyah, sebagai kalimat yang snantiasa mengi-ngatkan akan niat hidupnya yakni memenuhi panggilan Allah, bukan mengejar gelar duniawi dengan melupakan Rabb Illahi.
Keempat pakaian ikhrom.
Pakaian ikhram mengisyarat-kan bahwa kita adalah sama berasal fitrah dan seharusnya senantiasa kitapun fitrah (suci) dalam setiap perbuatan sehari-hari, karena yang dipandang Allah hanyalah taqwanya.

Kelima kegiatan thawaf
Kgiatan ini mengandung makna bahwa manusia harus senan-tiasa menjaga konsistensi hidup di dalam garis yang telah diten-tukan oleh Allah (Qs. Al-An’am: 162).

Keenam melontar jumrah
Kegiatan ini menisyaratkan bahwa kita harus senantiasa memusuhi terhadap syaithan, karena syaithan musuh yang nyata (QS. Al-Fathir: 6).

Ketujuh berdatangnya para jama’ah dari segala pnjuru.
Kegiatan ini merupakan bukti nyata akan kebenaran Islam yang rahmatal-lil ‘alamin dan bukti nyata akan janji Allah pada nabi Ibrahim dan nabi Ismail As (QS. Al-Hajj: 27).
Kedelapan wukuf di Arofah
Wukuf di Arofah menunjukan kegiatan yang paling istimewa, karena haji adalah wukuf di Arofah. Wukuf berasal dari kata ‘Waqof” yang berarti ber-diam diri/berhenti. Mengan-dung maksud bahwa manusia dalam segala kegiatan dari waktu ke waktu harus bisa berprinsip” Stop and Think”
(berhenti dan berfikir), yaitu melalui sholat lima waktu seba-gai barometer keimanan sese-orang.
Haji yang mabrur itu tidak ada balasan yang layak baginya, kecuali Surga( HR. Bukhori dan Muslim)
Cirri haji mabrur
M : Munajatnya lazim
A : Amaliyah meningkat
B : Bir (baik) (QS. :2; 177)
R : Ridho atas ketentuan
U :Uluq salam
R : Rendah hati

Tidak ada komentar: