Rabu, 22 Oktober 2008

KUMPULAN BULETIN ISLAM

A. SUNATULLAH DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
(Yaitu)orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka dikatakan ada orang-orang yang mengatakan:”Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada kepada ,” maka perkatakan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:”Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”(QS. Ali Imran: 173).


Dalam firman-Nya, Allah SWT terdapat dua macam kalam Illahi , yaitu berupa Qauliyah (firman-firman yang dapat kita perhatikan kewujudanya yaitu berupa mushaf al-Qur’an yang mulia),dan Kauniyah (firman-firman Allah yang berwujud yaitu alam semesta). Kedua firman ini dapat kita perhatikan, pelajari dan kita amalkan dalam kehi-dupan sehari-hari. Dalam setiap firman-Nya mengandung pelajaran (mau’idzah) bagi setiap makhluk Allah yang mau merenunginya kendati demikian masih banyak orang yang enggan untuk merenungi dan memikirkan akan kejadian-kejadian alam disekitar kita. Semua yang diciptakan Allah SWT tidak ada yang sia-sia, bagi yang mau memikirkan tentangnya.
Allah SWT berfirman:
(yaitu) orang-orang yang meng-ingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan ber-baring dan mereka memikir-kan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata);”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau mencip-takan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka” (QS. Ali-‘Imran: 191).
Dalam firman- firman Qauliah-Nya kalau kita perhatikan, maka disana kita akan mengetahui bahwa firman Allah memang benar-benar luar bia-sa, baik dari segi gaya bahasa-nya, nilai isi kandungan-nya, sistimatika penyusunanya tak ada satupun makhluk yang dapat menandinginya.
Maka benarlah Allah SWT dengan firman-firman-Nya.
“Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (al_Qur’an itu) membenar-kan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hokum-hukum yang telah ditetapkanya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan)dari tuhan semesta alam”
“Atau (patutkah) mereka mengatakan:”Muhamad mem-buat buatnya”, Katakanlah: “kalau benar yang kau katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siap-siapa yang dapat kamu panggil.(untuk membuat-nya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”(QS. Yunus: 37-38)
Setiap orang yang benar-benar ingin mengetahui isi al-Qur’an dan ia mau mempelajarinya, niscaya ia akan memperoleh sedikit demi sedikit pemahaman tentang firman-firman tersebut. Dan dengan kata lain Allah SWT telah membuka hatinya dengan hidayah-Nya.
Dan kalau kita perhati-kan firman Allah yang berupa Kauniyah, maka kita akan mendapatkan banyak hikmah yang terdapat padanya.
Kauniyah adalah firman-firman Allah SWT yang berupa hukum alam (sunatullah). Pada setiap sunatullah terdapat hukum CAUSAL (sebab akibat),hal ini mengandung hikmah agar akal kita mau merenungi akan setiap penciptaan-Nya. Bahwa setiap kejadian itu ada sebab musa-babnya yang harus kita renungi dan kita sadari. Dan hokum Causal tersebut akan kembali kepada penyebabnya itu sendiri. Dengan demikian setiap terjadi “sebab sesuatu “akan timbul akibat sesuatu itu sendiri”.
Salah satu hikmah yang kita ambil dari hukum tersebut adalah apapun yang kita perbuat akan menimbulkan akibat dari perbuatan yang kita buat itu sendiri.
Hukum alam senantiasa berlaku pada ketentuan Kau-niahNya Allah SWT selamanya sesuai kehendakNya.
Manusia adalah bagian dari alam itu sendiri, maka tatkala manusia merusak sebagian alam, ia akan men-dapat akibat dari perbuatan itu sendiri dan ia pun digolongkan orang-orang yang dzolim dalam pandangan Allah SWT .
“Dan bila dikatan kepada me-reka:”Janganlah kamu mem-buat kerusakan di muka bumi mereka menjawab: “Sesung-guhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”(QS. Al-Baqoroh:11)
Siapapun yang merusak alam , maka ia akan mendapat adzab dari Allah atas per-buatanya itu:
Allah SWT berfirman:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manu-sia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”(QS. Ar-Rum: 41).
Tentunya kita masih ingat, bahwa akibat dari ulah tangan manusia, lumpur panas Porong Sidoarja sudah banyak mema-kan korban yang tidak sedikit jumlahnya dan sampai saat ini belum teratasi. Inilah contoh akibat dari tangan-tangan ma-nusia.
Pada setiap sunatulah terdapat makna dan hikmah yang berbeda-beda. Hal ini un-tuk menantang kepada setiap makhluknya terutama manusia agar mau menggali kandungan yang ada didalamnya
Allah SWT berfirman:
“Hai jamaah Jin dan Manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,maka lintasilah, kamu ti-dak dapat menembusnya me-lainkan dengan kekuatan”(QS. Ar-Rahman: 33),
Hukum alam menurut Drs. KH. Imam Mudaris yang berjalan sesuai kodratnya Allah SWT, dapat tidak berlaku bagi Allah, apabila Allah menghen-daki ,beliau mengambil contoh:
Api , mempunyai sifat panas.
Maka kalau tidak kepingin diri kita terbakar, janganlah dekat-dekat atau bermain api.
Nabi Ibrahim AS pernah dibakar oleh raja Namrud yang kejam, ternyata api tersebut yang secara sunatullah dapat membakar dan menghanguskan setiap manusia dan seluruh makhluk Allah SWT, pada Nabi Ibrahim tidak berlaku. Hal ini karena Allah memerintahkan kepada api:
“Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamtanlah bagi Ibrahim”(QS. Al-Anbiya: 69).
Air,setiap benda yang beratnya melebihi dari tekanan air, maka akan tenggelam
Nabi Musa tatkala dikejar Fir’aun dan bala tentaranya menyebrangi laut merah tidak tenggelam. Hal ini karena Allah SWT menyelamatkan mereka.
“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami telenggelamkan (Fi’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”-(QS. Al-Baqoroh: 50)
Demikian juga ketika Nabi Musa melawawan Fir’an dan tukang-tukang sihirnya ketika melempar tali-tali yang menjadi seekor ular-ular besar, dengan firman-Nya:
“Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu,niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang (QS. Thoha: 69).
Tanah liat, secara sunatulah tanah liat dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya membuat keramik, Allah SWT memrintahkan kepada nabi ‘Isa dengan tanah liat dapat menjadi seekor burung yang bias terbang.

“….dan (ingatlah pula)diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemu-ian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung itu menjadi burung(yang sebenar-ya) dengan seizin-Ku Dan (ingat-ah), waktu kamu menyembuhkan orang yang but sejak dalam kan-ungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan(ingatlah) diwaktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizing-Ku ..(QS. Al-Maidah: 110).

Pedang tajam, secara sunatulah dapat digunakanm untuk memotong sesuatu de-ngan mudahnya.
Nabi Muhammad SAW terselamatkan oleh Allah dari Bani Tsa’labah dan Bani Muharib pada Ghazwah (pepe-rnganyang dipimpin Rasulullah SAW) yang ketujuh, ketika sedang tidur di kebun kurma dan salah seorang dari kaum tersebut mengambil pedang Nabi SAW dengan meng-hunusnya dan menghardiknya sambil berkata:”Siapa yang menghalangi engkau dari pedang ini,Nabi bersabda: “Allah”. Maka jatuhlah pedang itu dari tanganya, tapi Rasulullah SAW tidak mem-balasnya Dari peristiwa ini, maka turunlah surat al-Maidah :11 sebagai perintah untuk selalu bertawakal (diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yag bersumber dari Qotadah)

Dari peristiwa dan contoh ayat –ayat Kauniyah yang tidak selamanya berlaku bagi Allah, KH. Imam Mudaris menamakan dengan istilah INAYATULLAH .
(pertolongan Allah). Dan pertolongan Allah tersebut diturunkan kepada hamba-hamba Allah yang senantiasa tawakal kepadaNya.

B.POLYGAMI DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawiniilah wanita-wanita(lain) yang kamu senangi;dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil maka ( kawinilah)seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”(QS. An-Nisa: 3).


Al-Qur’an adalah ka-lam Allah SWT yang diturun-kan kepada nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi SAW melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepa-da umatnya dengan bahasa Arab, dan untuk dijadikan pedoman hidup di Dunia dan Akhirat.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami me- nurunkanya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.(QS.Al-Hijr: 9).
Pada ayat lain Allah SWT berfirman:
“Demikian Kami wahyukan kepadamu al-Qur’an dalam bahasa arab supaya kamu memberi peringatan kepada um-mul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (qiamat) yang tiada keraguan padanya. Segolongan masuk Syurga dan segolongan masuk Neraka”(QS As-Syura:7)
Salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah apabila dipela-jari oleh orang yang ber-ilmu,maka makananya akan ber-bobot, tetapi apabila dipelajari oleh orang yang biasa-biasa saja, maka maknanya pun akan biasa-biasa saja.
Ust. Hamid Anshori, SH
Mengatakan orang yang mem-pelajari dan mengajarkan al-Qur’an sama-sama akan men-dapat derajat yang mulia dan pahala dari Allah SWT.Hal ini sesuai dengan hadits nabi SAW :
“Bahwasanya seutama-utama kamu, adalah orang yang me-mpelajari al-Qur’an dan me-ngajarkanya. Keutamaan al-Qur’an atas segala penuturan (kalam) yang lain, adalah tamtsil keutamaan Allah atas segala makhluknya”. (HR. Turmudzi).
Lebih lanjut Hamid Anshori,S.H, mengatakan masih banyak orang yang memahami al-Qur’an setengah-tengah sehingga maknanya tidak sempurna. Ke-mudian beliau memberi contoh dalam memahami dan menafsiri ayat 3 surat an-Nisa. Dalam penafsiran ini seharusnya tidak sepotong-potong, sehingga me-nimbulkan kerancuan makna. Banyak orang yang mengartian dari kata-kata “MAKA KAWINI-LAH WANITA-WANITA (LA-IN) YANG KAMU SENA-NGI……” padahal sebelum kata “MAKA….” Ada pendahuluan permasalahan yang berkaitan de-ngan hak-hak yang harus di-penuhi terhadap anak-anak yatim. Tidak langsung memaknai/-menafsiri terhadap kebolehan mengawini wanita-wanita, dua, tiga, atau empat…. Dari cara penafsiran inilah seolah-olah ayat 3 QS. An-Nisa tersebut hanya memfokuskan kebolehan me-ngawini wanita lebih dari satu, sementara makna yang berkaitan dengan hak-hak anak yatim diabaikan.
Salah satu motif Nabi SAW mengawini wanita-wnita lebih dari satu, adalah banyaknya anak-anak yatim yang terlantar ditinggal ayahnya yang gugur dalam membela agama Allah, maka Nabi mempunyai kewaji-ban untuk mengasuhnya dengan mengawini ibunya, demikian me-nurut Ust. H. Hamid Anshori, menambahkan dalam ceramah-nya.
Al-Qur’an membolehkan laki-laki mengawini wanita-wanita lebih dari satu dengan persyaratan-persyaratan yang te-lah diatur oleh syariat Islam, maka tatkala seseorang menikahi wanita-wanita lebih dari satu tidak berlandaskan hukum yang digariskan syariat Islam bukan akan mendapat keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah akan tetapi sebaliknya ia akan mendapatkan murka Allah SWT.
Kalau kita perhatiakan ayat 3 QS An-Nisa, maka kita akan mendapatkan makna yang menjelaskan bahwa ayat tersebut adalah rangkaian ayat sebelum dan sesudahnya (1 s/d 6 ) yang saling berhubungan (ta’aridul adhilla) mengenai “hukum ke-luarga” tentang kewajiban para washi terhadap asuhanya dan kewajiban para wali terhadap orang yang di bawah perwalian-nya.
Konteks ayat 3, men-jelaskan bahwa sebelum kita memutuskan untuk mengawini wanita-wanita lebih dari satu, diperintahkan terlebih dahulu untuk bisa berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bila-mana kamu mengawininya), barulah Allah memerintahkan mengawini perempuan lain de-ngan syarat bisa adil.
Keadilan inipun hanya bisa dilihat dari kaca mata manusia, karena menurut pan-dangan Allah SWT, manusia tidak akan mungkin bisa berlaku adil terhadap hak-hak istrinya.
Allah SWT berfirman pada ayat 129 sebagai penegas ayat 3 QS an-Nisa.
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri(mu), walupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena iyu janganlah kamu terlalu cen-derung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lainterkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari ke-curangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dalam makna kebolehan mengawini wanita-wanita pada ayat 3 itupun beberapa penaf-siran:
Pertama seorang laki-laki diper-bolehkan menikahi wanita lang-sung dua,tiga atau empat dan jika tidak bias berlaku adil, maka nikahilah satu saja atau budak yang kau miliki.
Kedua seorang laki-laki diboleh-kan menikahi wanita sampai sembilan orang dengan penaf-siran, bahwa ayat tersebut menggunakan huruf penghubung (ﻮ) yang artinya “dan”sehingga mengandung makna menjumlah bilangan (2+3+4).
Secara hukum Islam me-nikahi wanita-wanita lebih dari satu pada hakekatnya diper-bolehkan kepada siapa saja yang mampu, mengapa di Indonesia sepertinya masih dipandang tabu?,tidak lazimkah…
Ataukah umat Islam Indonesia yang kurang memahami hukum-hukum Islam ?,bukankah hal ini lebih baik dari pada “KUMPUL KEBO” dan mengapa ketika seseorang menyatakan dirinya kumpul kebo dan benar-benar sampai mempunyai anak dari hubunganya tidak mendapat respon yang berarti? seolah-olah menutup telinga?. Tentunya kita masih ingat dan terngiang di telinga kita tayangan seorang selebritis di media yang heboh akan kumpul kebonya, seolah dengan santainya tak tersentuh hukum. Dimanakah respon orang-orang yang selama ini ahli hukum. Sudah tertutupkah karena KUHP (karena uang habis perkara)
Allah SWT memboleh-kan dengan harta yang kita miliki untuk menikahi wanita-wanita bukan untuk berzina dalam firman-Nya QS. An-Nisa ayat 24:
“….Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian(menikahi wanita-wanita yang dilaran(baca ayat 22-24) (yaitu) mencari istri-istri dengan harta-mu untuk dikawini bukan untuk berzina… (QS. An-Nisa: 24).
Allah SWT memberikan isyarat kepada orang yang mem-punyai harta menikahi wanita-wanita lain untuk menjaga diri dari perbuatan zina bukan untuk mengumbar nafsu karena kekaya-anya sehingga menyimpang dari tujuan utama dari pernikahan (sakinah, mawadah dan waroh-mah)
Allah SWT berfirman:
Dan Allah hendak menerima taubatmu,sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu ber-paling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).(An-Nisa: 27)
Pada prinsipnya kebaha-giaan berumah tangga bagi seorang suami manakala ia hanya mempunyai seorang istri, karena bentuk rumah tangga seperti ini adalah yang paling sempurna yang seharusnya dipelihara dan diyakini oleh setiap individu. Tetapi memang terkadang ada beberapa kondisi yang dialami seseorang yag mendorongnya untuk berpoligami, sehingga poli-gami tidak bisa dielakan lagi. Kondisi tersebut antara lain:
1. Bila seorang suami beristrikan seorang wani-ta yang mandul, sedang-kan ia mengharapkan anak. Termasuk kemas-lahatan istri dan kemas-lahatan mereka (suami istri) Hendaknya sang suami menetapkan istri pertamanya, kemudi-an mengawini wanita lain, terlebih lagi jika status sang suami sebagai orang terpandang dan memiliki kekayaan.
2. Bila istri telah tua, dan mencapai umur tidak haid lagi (yai’sah), ke-mudian sang suami ber-keinginan mempunyai anak dan ia sanggup me-mberikan nafkah ke-pada lebih dari satu istri ke-butuhan anak-anaknya dan pendidikan mereka.
3. Bila sang suami tidak cukup hanya mempunyai seorang istri, demi ter-peliharanya kehormatan diri (agar tidak berzina) karena kapabilitas sek-sualnya memang men-dorongnya untuk berpoli-gami sedang sang istri kebalikanya.
4. Bila dari hasil sensus kaum wanita lebih ban-yak dari kaum pria dalam suatu Negara, dengan per bandingan yang men-colok.(Al-Maraghi hal: 326-327)


C. MAHABAH KEPADA ALLAH SWT
‘Katakanlah :”jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”Allah Maha pengam pun lagi Maha Penyayang”(QS.Ali Imran: 31)


MAHABAH adalah sebu-ah kata yang tepat bagi se- seorang yang beriman untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mahabah adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena adanya kesem-purnaan yang dijumpai didalam-nya.sehingga hal tersebut menga-jak jiwa untuk mendekatkan diri kepadanya. Allah SWT menje-laskan bahwa jalan untuk mendapatkan kasih-Nya ialah dengan mengikuti Rosulullah SAW, melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi sega-la larangan- Nya. Dengan demikian seseorang berhak mendapatkan kasih dan ampunan atas dosa-dosanya,
Ayat ini turun berkaitan dengan adanya ungkapan suatu klaum di zaman nabi SAW yang mengatakan:”Demi Allah hai Muhammad,.sesungguhnya kami benar-benar yakin cinta kepada Rabb kami,”Maka Allah menu-runkan ayat tersebut di atas (QS Ali Imran: 31) sebagai tuntunan bagaimana seharusnya mencintai Allah (HR. Ibnu Mundzir yang bersumber dari al-Hasan).
Ketika Rosulullah menga-jak Bahr bin Umar,dan Syas bin ‘Adi (dari kaum Yahudi) agar kembali kepada Allah dan mengingatkan akan pembalasan-Nya, Mereka menjawab: “ Hai Muhammad! Tidaklah hal tersebut menakutkan kami, karena demi allah, kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”(HR. Ibnu Ishaq yang bersumber dari Ibnu Abbas).
Jalan agar seseorang dicintai Allah SWT adalah harus taat kepada Rosulullah SAW dengan cara mengerjakan apa yang diturunkan oleh-Nya melalui wahyu kepadaku. Allah pasti ridho kepada kalian,dan Allah pasti mengampuni perbuatan-perbuatan jelek dan i’tiqad-i’tiqod bathil, Allah pasti mengembalikan kamu pada pada sisi-Nya yang suci.
Dalam pengertian mengi-kuti, maka harus dilandasi I’tiqod yang benar dan amal sholeh, karena kedua hal tersebut dapat melenyapkan perbuatan-perbua-tan yang jelek dan maksiat dari dalam jiwa. Keduanya dapat pula menghapuskan gelapnya kebat-ilan dari dalam jiwa dan mengantarkan pula pada magh-firah dan ridho-Nya.
Tanda cintanya sese-orang kepada Allah adalah selalu taat dan taqqorub kepadaNya yaitu dengan cara mengikuti Nabi-Nya dan selalu menjaga ketaatanya itu.
Al-Warraq dalam syairnya mengungkapkan:
“Engkau berbuat maksiat kepada Tuhan,dan engkau menampakan cinta kepada-Nya,
Hal itu, demi umurku, adalah suatu keanehan dalam perumpamaan.
Seandainya cintamu memang benar, maka pastilah engkau mentaati-Nya.
Sesungguhnya orang yang dilanda cinta selalu mentaati pihak yang dicintainya:.

Jadikanlah diri kita orang yang senantiasa menjalankan perintahNya dan berusaha men-jauhi segala larangan-Nya. Jan-gan jadikan diri kita seperti seorang wanita yanga memintal benang setelah baik pintalanya di bongkar kembali menjadi cerai berai. Kuatkanlah pintalan kita yaitu keimanan yang pernah kita pintal selama bulan ramadhan agar menjadi taqwa.
Taqwa adalah predikat tertinggi bagi seorang muslim dan akan senantiasa mendapat-kan perlindungan Allah SWT dan cinta kasih-Nya. Kita harus sentantiasa mencintai Allah SWT karena kita sentantiasa bergan-tung kepada-Nya. Seseorang yang yang senantiasa bergantung diri kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan menjadikan setiap orang yang beriman sebagai kekasih-Nya.
Sebagai umat Islam yang mengikuti nabi terakhir, maka kitapun hidup di zaman akhir yang seharusnya lebih bertaq-qorub kepada Allah SWT dengan jalan senantiasa mengikuti Rosulullah melalui wahyu yang telah diturunkan kepadanya, dan senantiasa berusaha mengikuti qauliyah,fi’liyah,taqririyah,dan hammiyah(perkataan,perbuatan, diam dan cita-cita)nya Nabi SAW.
Dengan taat kepada Allah SWT dan taat kepada Rosulullah SAW, maka iman kita akan kuat dan kitapun akan memdapatkan predikat ketaqwaan.

KIAT-KIAT MENJAGA DAN MENGKOKOHKAN IMAN
Agar iman seseorang tetap kokoh,maka senantiasa memper-hatikan:
Pertama Mampu memahami urgensi iman itu sendiri.
Iman adalah nikmat terbesar diantara nikmat-nikmat Allah SWT lainya yang harus senan-tiasa kita pertahankan, perbaharui dan kuatkan agar tidak sampai rusak, batal dan terlepas dari keyakinan kita.
Faktor-faktor yang dapat mem-pengaruhi keimana kita, seperti umur seseorang yang terkadang mempengaruhi tingkat tinggi rendahnya seseorang dalam ber-ibadah, sehingga imanpun akan terpengaruh naik dan turunnya iman seseorang. Ilmu yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi tingkat tinggi dan rendahnya iman seseorang, harta benda pun akan senantiasa men-jadi pengaruh kwualitas tidaknya iman seseorang. Ketiga factor tersebut hendaknya senantiasa kita renungkan minimal dalam hati dan pikiran kita ada tiga pertanyaan yaitu:”DARI MA –NA SUMBERNYA, BAGAI-MANA DAN UNTUK APA DIGUNAKAN”
Kedua Senantiasa untuk beru-saha mencari ilmu.
Mencari ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim dan mus-limat. Karena tegaknya Islam dimuka bumi ini adalah dengan ilmu dan seseorang tanpa ilmu buta.

Allah SWT berfirman:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dDia, yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)” (QS Ali Imran: 18).

Nabi SAW bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu maka allah menempuhkanya jalan ke Syurga”(HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Pada hadits yang lain , nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridha kepada apa yang ia lakukan”(HR. Ahmad Ibnu Hibban dan Hakim dari Shafwan bin Assal).
“Menghadiri majlis orang ‘alim itu adalah lebih utama dari pada sholat seribu rak’at, menjenguk seribu orang sakit dan meng-hadiri seribu jenazah”. Lalu ditanyakan:” Wahai Rosulullah dan dari membaca Al-Qur’an?” lalu beliau SAW bersabda:” Apakah Al-Qur’an itu berman-faat kecuali dengan ilmu?”(HR. Ibnul Jauzi dalam Maudhu’uat dari hadits Umar).

Ketiga Mampu memahami tentang hakikat kehidupan.
Seseorang harus mampu mema-hami akan dirinya diciptakan, tugas apa yang diamanatkan, kedudukan apa yanga harus dilaksanakan dan apa tujuan kita diciptakan Allah SWT.di muka bumi ini.Dan hendaknya kita senantiasa ingat akan mati

DOA SEHABIS SHOLAT.

ALLOHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA, WA SYUKRIKA, WA KHUSNI ‘IBAADATIKA”.
(HR. Abu Daud dan Nasai)

4 komentar:

Langgeng mengatakan...

very good!!! Ayo nulis terus, tebar manfaat bagi pembaca. Jangan lupa masukan alamat blog saya (http://langgeng-basuki.blogspot.com) ke link ya?
Nanti gantian.

gajahkecilsekali mengatakan...

ini dari zehan,hagung,doni,anjar,,,menurut kami tulisan aa bagus sekali,,,kalo bsa ditambah lagi,yooooo?terutama soal polygami tolong dijabarkan lago,,,karena belum jelas,,,trims,,,assalamu'alaikum,,,dari XI IMERSI

nov mengatakan...

bagus a', ta[pi saya request tentang pernikahan di bawah umur juga, poligaminya juga pak, hehe.. terima kasih.

wassalamu'alaikum wr. wb.

AA JUM mengatakan...

tunggu di hasil coretan saya di blog trim, ya